Unsur Ceramah Yang Perlu Diketahui

5 Unsur-Unsur Ceramah Yang Perlu Diketahui

Posted on

Ceramah menjadi sebuah hal yang biasa kita temukan di tengah-tengah masyarakat. Kita sendiri pun sering mendengar sebuah ceramah dalam kehidupan sehari-hari. Terkadang dalam sehari kita bisa dengar ceramah lebih dari satu kali. Orang kadang lebih memilih menyampaikan sebuah materi atau informasi penting dengan berceramah.

Dalam hal penyampaian nasihat-nasihat maka berceramah menjadi sesuatu yang lazim. Metode ceramah dirasa menjadi sesuatu yang amat penting untuk dilakukan. Ditambah lagi bahwa ceramah itu sebuah metode klasik yang sudah banyak dilakukan oleh banyak orang. Hasil dari metode ini pun efektif dan efisien dalam menyampaikan nasihat-nasihat kebaikan.

Dalam menjelaskan atau menerangkan sesuatu hal maka ceramah pun sangat tepat untuk dilakukan. Kita perlu pertimbangkan untuk pilih berceramah dalam memberikan penjelasan ke banyak orang. Ceramah sendiri merupakan bentuk komunikasi secara lisan. Model komunikasi banyak tetapi dengan cara lisan ini dirasa amat efektif dalam penyampaian pesan. Meskipun isi ceramah pun bisa dituangkan dalam sebuah tulisan.

Unsur-unsur ceramah

Dalam ceramah, setidaknya ada lima unsur yang mesti kita ketahui. Nah, berikut ini kita akan bahas unsur-unsur dari ceramah itu.

  1. Penceramah
    Dalam sebuah ceramah pasti ada yang namanya penceramah. Yang dimaksud dari penceramah ini adalah orang atau sosok yang menyampaikan isi dari ceramah. Materi ceramah bisa tersampaikan bila ada orang yang menyampaikannya. Orang ini yang menyampaikan disebut sebagai penceramah. Penceramah sangatlah penting dalam menentukan kualitas sebuah ceramah. Penceramah dapat mempengaruhi para pendengar. Seorang penceramah yang benar-benar menguasai materi ceramah maka akan sangat menentukan kemudahan pendengar menerima penjelasannya. Diakui memang, menjadi seorang penceramah bukanlah hal yang mudah atau gampang. Dibutuhkan sebuah kemampuan seperti public speaking dan penguasaan panggung. Juga penguasaan mengenai materi. Latihan dan jam terbang juga tak kalah penting. Kompetensi dari penceramah amat menentukan kesuksesannya dalam bertugas.
  2. Pendengar
    Banyak orang yang berperan sebagai pendengar. Orang yang menerima penjelasan materi, nasihat, dan juga informasi dari penceramah disebut pendengar. Mereka yang berperan menjadi pendengar akan menerima segala hal yang disampaikan oleh penceramah. Pendengar pun tidak jarang punya kesempatan untuk menyampaikan pertanyaan kepada penceramah. Misalnya pada saat sesi tanya jawab.
  3. Metode ceramah
    Metode ceramah ini merupakan cara yang dipakai oleh penceramah untuk menyampaikan materi ceramahnya kepada para pendengar. Metode ceramah juga berperan penting dalam meningkatkan kualitas dari sebuah ceramah. Terdapat empat metode ceramah yang sudah dikenal luas. Metode tersebut yakni menghafal, membaca naskah, impromptu, dan ekstemporan. Ada seseorang yang menghafal ceramahnya. Orang ini perlu menghafal dulu materi ceramahnya sebelum tampil. Ada yang menggunakan metode membaca naskah. Sebelum orang ini berceramah maka perlu persiapan naskah terlebih dulu. Kemudia metode ekstemporan adalah sebuah metode ceramah dengan cara menuliskan beberapa pokok bahasan sebagai catatan pengingat. Ini banyak kita ketahui. Sedangkan metode impromptu yakni metode menyampaikan ceramah secara langsung dan spontan tanpa persiapan terlebih dahulu. Orang ini tanpa persiapan bisa berceramah dengan baik di depan pendengar
  4. Materi ceramah
    Materi ceramah merupakan isi dari apa yang akan disampaikan oleh penceramah kepada para pendengar.
  5. Media ceramah
    Ini merupakan alat yang dipakai untuk menyampaikan materi ceramah kepada para pendengarnya. Di zaman modern sekarang ini, dimana teknologi informasi berkembang dengan pesat maka media ceramah pun ikut mengikutinya. Kita bisa menggunakan media sosial misalnya untuk berceramah.

Demikian beberapa unsur-unsur ceramah yang penting untuk kita pahami. Bagi teman-teman yang ingin sukses dalam berceramah maka unsur-unsur tersebut hendaknya dimiliki dengan baik. Lebih penting lagi, kita praktekkan dalam kehidupan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *